Sang Surya Tetap Bersinar
Syahadat Dua Melingkar
Warna Yang Hijau Berseri
Membuatku Rela Hati
Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku
Di Timur fajar Cerah Gemerlapan
Mengusir Kabut Hitam
Menggugah Kaum Muslimin
Tinggalkan Peraduan
Lihatlah Matahari Telah Tinggi
Di Ufuk Timur Sana
Seruan Illahi Rabbi
Samina Wa Atthona
Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku
shara salingan
Senin, 18 Januari 2016
Penderita penyakit DBD di Indonesia
Saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua penderita DBD setelah Brazil. Bahkan menurut data Kementrian Kesehatan tahun 2009-2011 jumlah kematian akibat DBD di Indonesia mencapai 1.125 kasus. Data tersebut sekaligus menempatkan Indonesia di Asia Tenggara sebagai negara tertinggi dalam kasus penyakit DBD.Sedangkan menurut data Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2013, jumlah penderita DBD di seluruh 31 provinsi mencapai 48.905 orang, termasuk 376 orang diantaranya meninggal dunia. Jadi, pada dasarnya DBD adalah penyakit yang sangat umum di Indonesia.
Gejala penyakit DBD
Gejala demam berdarah umumnya akan terlihat pada tiga hingga empat belas hari setelah masa inkubasi dan biasanya diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 41 derajat celsius. Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh sampai gejala pertama muncul.Penyebab utama penyakit DBD
Penyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Artinya DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembang biak di daerah berpenduduk tinggi (seperti di kota-kota besar) yang memiliki iklim lembap dan hangat.Diagnosis DBD melalui pemeriksaan darah
Jika Anda mengalami gejala seperti flu dan demam selama lebih dari satu minggu, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter. Ciri-ciri spesifik dari gejala DBD, yaitu demam tinggi hingga mencapai 41 derajat celsius, sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, hingga rasa sakit di belakang mata.Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada virus dengue di dalam tubuh Anda.
Seputar pengobatan penyakit DBD
Tidak ada obat-obatan khusus untuk mengobati DBD, namun gejala penyakit ini bisa diatasi dengan meminum banyak cairan, istirahat, dan mengonsumsi parasetamol. Jika cara pengobatan tersebut diterapkan, biasanya DBD akan sembuh dalam waktu satu hingga dua minggu.Komplikasi yang muncul
Meski hanya terjadi pada segelintir kasus, DBD bisa berkembang menjadi sebuah komplikasi yang lebih serius, yang disebut sebagai DBD berat. DBD berat bisa menyebabkan penderitanya mengalami penurunan tekanan darah atau syok, kerusakan organ, serta pendarahan. Oleh karena itu antarkan penderita DBD berat ke rumah sakit untuk ditangani secepatnya karena dikhawatirkan bisa berujung kepada kematian jika terlambat ditangani.Langkah pencegahan penyakit DBD
Meski hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa menangkal DBD, namun beberapa langkah pencegahan penyakit ini bisa Anda lakukan, diantaranya:- Mensterilkan rumah atau lingkungan sekitar rumah Anda, misalnya dengan penyemprotan pembasmi nyamuk.
- Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati.
- Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air lainnya yang ada di rumah Anda.
- Memasang kawat anti nyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.
- Memasang kelambu di ranjang tidur Anda.
- Memakai anti nyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini pada bayi yang masih berusia di bawah dua tahun.
- Mengenakan pakaian yang cukup bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.
Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam (Studi Peradaban Islam)
A.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan
berkembang di Tanah Arab. Pembawa ajaran ialah Muhammad. Agama ini lahir salah
satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Islam mulai
disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat
tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke Madinah pada
tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.
Indonesia adalah
Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Islam di Indonesia merupakan
mayoritas terbesar ummat Muslim di dunia. Ada sekitar 85,2% atau 199.959.285
jiwa dari total 234.693.997 jiwa penduduk. Walau Islam menjadi mayoritas, namun
Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.[1]
Masyarakat muslim
di indonesia mempunyai karakter sendiri dalam segi peradaban Islam. Masyarakat Islam
Indonesia sering diidentikkan dengan masyarakat yang toleran, harmonis,
solidaritas sosialnya tingi. Selain itu Negara Indonesia mempunyai masyarakat
yang berbeda-beda agama, etnis, suku, dan bahasa.
Sebelum Islam
datang masyarakat di Indonesia sudah mempunyai agama seperti Hindu, Budha, dan
kepercayaan local lain. Di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan
asli, seperti Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes,
Lebak, Banten; Sunda Wiwitan aliran Madrais, juga dikenal sebagai agama Cigugur
(dan ada beberapa penamaan lain) di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat; agama Buhun
di Jawa Barat; Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur; agama Parmalim, agama
asli Batak; agama Kaharingan di Kalimantan; kepercayaan Tonaas Walian di Minahasa,
Sulawesi Utara; Tolottang di Sulawesi Selatan; Wetu Telu di Lombok; Naurus di
Pulau Seram di Provinsi Maluku, dll. Didalam Negara Republik Indonesia,
agama-agama asli Nusantara tersebut didegradasi sebagai ajaran animisme,
penyembah berhala/ batu atau hanya sebagai aliran kepercayaan.[2]
Akan tetapi Islam
yang datang sesudah agama dan kepercayaan tersebut bisa diterima oleh
masyarakat. Banyak masyarakat yang awal mula beragama Hindu, Budha berbalik
memeluk agama Islam yang datangnya kemudian. Bahkan Islam dapat tersebar luas
dengan lebih cepat. Ketidak tahuan
tentang pemahaman masuknya Islam ke Indonesia akan menjadikan seseorang
bertanya-tanya atau bahkan salah persepsi. Bermaksud mengkaji hal tersebut Penulis membuat makalah yang berjudul “Masa Masuknya Islam
ke Indonesia”.
2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyebaran Islam di kawasan Timur Tengah?
2. Siapa penyebar agama Islam di Indonesia?
3. Bagaimana cara penyebaran Islam di Indonesia?
4. Mengapa Islam di Indonesia dapat tersebar luas dengan cepat?
3.
Tujuan
1.
Memahami proses masuk agama Islam ke
Indonesia.
2. Mengetahui penyebar Islam di Indonesia.
3. Memahami cara penyebaran Islam di Indonesia.
4. Memahami penyebaran Islam yang cepat di Indonesia.
B.
Pembahasan
1.
Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia
Sebelum Kedatangan Islam.
Sebelum Islam
masuk ke Indonesia, agama Hindu dan Budha telah berkembang luas di
nusantara ini, disamping banyak yang masih menganut animism dan dinamisme,
kedua agama itu kian lama kian pudar cahayanya dan akhirnya kedudukannya
sepenuhnya diganti oleh agama Islam yang kemudian menjadi anutan 85 hingga 95%
rakyat Indonesia.
Secara geografis, wialayah Indonesia termasuk ke dalam kawasan Asia
Tenggara. Masyarakat di wilayah ini telah memiliki peradaban yang tinggi
sebelum kedatangn Islam. Hal itu disebabkan karena wilayah Asia Tenggara
merupakan Negara-negara yang memiliki kesamaan budaya dan agama. Bangsa
Indonesia dalam sejarahnya telah mengenal tulisan yang diajarkan oleh para
penyebar agama Hindu dan Budha.pengaruh ini telah berlangsung cukup lama, mungkin
sejak abad ke-6 atau ke-7 M sampai abad ke-14 dan ke-15 M. pengaruh Hinduisme
dan Budhisme membawa perubahan besar, terutama dalam sistem pemerintahan.
Bukti dari pengaruh agama Hindu dan Budha
bagi masyarakat Indonesia dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangunan suci
untuk peribadatan, seperti candi-candi, ukiran, dan sebagainya. Semua bangunan
itu merupakan perpaduan antara seni bangunan zaman megalithicum, seperti punden
berundak-undak.ukiran dan relief yang terdapat di dalamnya menggambarkan kreatifitas
bangsa Indonesia[3]
2.
Teori Kedatangan Islam Di
Indonesia
Secara garis
besar ada dua pendapat mengenai awal
mula Islam mauk ke Indonesia: 1. Pendapat lama adalah abad ke 13 Masehi
dikemukakan oleh sarjana lama antara lain N. H krom dan Van Den Berg. Kemudian
ternyata mendapat sanggahan dan bantahan. 2. Pendapat baru adalah abad 7-8 M.
para pendapat baru dikemukakan oleh Haji Agus Salim, M Zaenal Arifin Abbas, Sayyid
Alwi, H. M Zainuddin, Hamka, Djuned Parinduri,
T. W. Arnold.[4]
Kennet W. Morgan
menjelaskan bahwa berita yang dapat dipercaya tentang Islam di Indonesia
mula-mula sekali adalah dalam berita Marcopolo. Dalam perjalanannya kembali ke
Venezia pada tahun 692 (1292 M), Marcopolo setelah bekerja pada Kubilai Khan di
Tiongkok, singgah di Perlak, sebuah kota dipantai utara Sumatra. Menurut
Marcopolo, penduduk perlak pada waktu itu diIslamkan oleh pedagang yang da
sebut kaum Saracen. Marcopolo menanti angin yang baik selama lima bulan. Di
situ ia beserta rombongannya harus menyelamatkan diri dari serangan orang orang
biadab di daerah itu dengan mendirikan benteng yang dibuatnya dari
pancang-pancang. Kota Samara menurut pemberian Marcopolo dan tempat yang tidak
jauh dari situ, yang dia sebut Basma yang kemudian dikenal dengan nama sanudera
dan Pasai, dua buah kota yang dipisahkan oleh sungai Pasai yang tidak jauh
letaknya di sebelah utara Perlak.[5]
Terdapat sumber-sumber dari dalam negri yang menerangkan berkembangnya
pengaruh Islam di Indonesia. Yakni Penemuan sebuah batu di Leran (Gresik). Batu
bersurat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagian tulisannya telah
rusak. Batu itu memuat tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama
Fatimah Binti Maimun (1028). Kedua, Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera
Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 H atau tahun 1297 M. Ketiga,
makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419 M.[6]
a. Teori Arab
Yaitu datangnya
Islam ke melayu secara langsung dari Arab, karena muslim wilayah Melayu
berpegang pada madzhab Syafi’I yang lahir di semenanjung tanah arab, teori ini
disokong oleh Sir John Crawford.[7]
b. Teori India
Pada tahun 173 H,sebuah kapal layar dengan pimpinan “Makhada Khalifah” dari teluk
Kambay Gujarat berlabuh di bandar Perlak dengan membawa kira-kira 100 orang
anggota dakwah yang terdiri atas orang Arab, Persia, Hindia. Gujarat melakukan
hubungan dagang langsung dengan malaka Teori ini lahir selepas tahun 1883 M.
Dibawa oleh C. Snouch Hurgronye. Pendukung teori ini, diantaranya adalah Dr.
Gonda, Van Ronkel, Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize.[8]
c. Teori Cina
Islam datang ke wilayah Nusantara dari Cina.
Teori ini dikemukakan oleh Emanuel Godinho de Eradie, seorang sacientist
Spanyol. Berdasarkan berita Cina pada penguasa T’ang abad 9-10 orang-orang
Ta-Shih pada masa itu diduga masyarakat muslim telah ada baik di Kanfu,
(Kanton) maupun didaerah Sumatra sendiri.
Gambar 1.1
Jalur perdagangan Indonesia[9]
3.
Cara Islamisasi Di Indonesia
Kedatangan Islam dan penyebarannya di kepulauan Indonesia adalah dengan
cara damai melalui beberapa cara. Menurut Uka Tjandrasasmita ada enam cara.
Yaitu saluran dagang, perkawinan, ajaran tasawuf, pendidikan, kesenian, dan
politik. [10]
a. Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan
lalu lintas perdagangan pada abad ke 7 hingga ke 16 M. membuat
pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia, India)turut ambil bagian dalam
perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara, dan Timur Benua Asia.
Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para
raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan. Di beberpa tempat
penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai bupati-bupati majapahit yang
ditempatkan di pesisir utara jawa banyak yang masuk Islam, bukan hanya karena
faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi terutama karena faktor
hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang muslim. Dalam perkembangan
selanjutnya, mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di
tempat-tempat tinggalnya.
b. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang
lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama
putri-putri bangsawan tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu.
Sebelum kawin mereka diIslamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai
keturunan-keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung,
daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim. Jalur perkawinan ini lebih
menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak bangsawan atau
anak raja dan anak adipati, karena raja, adipati atau bangsawan itu kemudian
turut mempercepat proses Islamisasi.[11]
c. Saluran Tasawuf
Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam (Studi Peradaban Islam)
A.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan
berkembang di Tanah Arab. Pembawa ajaran ialah Muhammad. Agama ini lahir salah
satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Islam mulai
disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat
tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke Madinah pada
tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.
Indonesia adalah
Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Islam di Indonesia merupakan
mayoritas terbesar ummat Muslim di dunia. Ada sekitar 85,2% atau 199.959.285
jiwa dari total 234.693.997 jiwa penduduk. Walau Islam menjadi mayoritas, namun
Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.[1]
Masyarakat muslim
di indonesia mempunyai karakter sendiri dalam segi peradaban Islam. Masyarakat Islam
Indonesia sering diidentikkan dengan masyarakat yang toleran, harmonis,
solidaritas sosialnya tingi. Selain itu Negara Indonesia mempunyai masyarakat
yang berbeda-beda agama, etnis, suku, dan bahasa.
Sebelum Islam
datang masyarakat di Indonesia sudah mempunyai agama seperti Hindu, Budha, dan
kepercayaan local lain. Di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan
asli, seperti Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes,
Lebak, Banten; Sunda Wiwitan aliran Madrais, juga dikenal sebagai agama Cigugur
(dan ada beberapa penamaan lain) di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat; agama Buhun
di Jawa Barat; Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur; agama Parmalim, agama
asli Batak; agama Kaharingan di Kalimantan; kepercayaan Tonaas Walian di Minahasa,
Sulawesi Utara; Tolottang di Sulawesi Selatan; Wetu Telu di Lombok; Naurus di
Pulau Seram di Provinsi Maluku, dll. Didalam Negara Republik Indonesia,
agama-agama asli Nusantara tersebut didegradasi sebagai ajaran animisme,
penyembah berhala/ batu atau hanya sebagai aliran kepercayaan.[2]
Akan tetapi Islam
yang datang sesudah agama dan kepercayaan tersebut bisa diterima oleh
masyarakat. Banyak masyarakat yang awal mula beragama Hindu, Budha berbalik
memeluk agama Islam yang datangnya kemudian. Bahkan Islam dapat tersebar luas
dengan lebih cepat. Ketidak tahuan
tentang pemahaman masuknya Islam ke Indonesia akan menjadikan seseorang
bertanya-tanya atau bahkan salah persepsi. Bermaksud mengkaji hal tersebut Penulis membuat makalah yang berjudul “Masa Masuknya Islam
ke Indonesia”.
2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyebaran Islam di kawasan Timur Tengah?
2. Siapa penyebar agama Islam di Indonesia?
3. Bagaimana cara penyebaran Islam di Indonesia?
4. Mengapa Islam di Indonesia dapat tersebar luas dengan cepat?
3.
Tujuan
1.
Memahami proses masuk agama Islam ke
Indonesia.
2. Mengetahui penyebar Islam di Indonesia.
3. Memahami cara penyebaran Islam di Indonesia.
4. Memahami penyebaran Islam yang cepat di Indonesia.
B.
Pembahasan
1.
Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia
Sebelum Kedatangan Islam.
Sebelum Islam
masuk ke Indonesia, agama Hindu dan Budha telah berkembang luas di
nusantara ini, disamping banyak yang masih menganut animism dan dinamisme,
kedua agama itu kian lama kian pudar cahayanya dan akhirnya kedudukannya
sepenuhnya diganti oleh agama Islam yang kemudian menjadi anutan 85 hingga 95%
rakyat Indonesia.
Secara geografis, wialayah Indonesia termasuk ke dalam kawasan Asia
Tenggara. Masyarakat di wilayah ini telah memiliki peradaban yang tinggi
sebelum kedatangn Islam. Hal itu disebabkan karena wilayah Asia Tenggara
merupakan Negara-negara yang memiliki kesamaan budaya dan agama. Bangsa
Indonesia dalam sejarahnya telah mengenal tulisan yang diajarkan oleh para
penyebar agama Hindu dan Budha.pengaruh ini telah berlangsung cukup lama, mungkin
sejak abad ke-6 atau ke-7 M sampai abad ke-14 dan ke-15 M. pengaruh Hinduisme
dan Budhisme membawa perubahan besar, terutama dalam sistem pemerintahan.
Bukti dari pengaruh agama Hindu dan Budha
bagi masyarakat Indonesia dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangunan suci
untuk peribadatan, seperti candi-candi, ukiran, dan sebagainya. Semua bangunan
itu merupakan perpaduan antara seni bangunan zaman megalithicum, seperti punden
berundak-undak.ukiran dan relief yang terdapat di dalamnya menggambarkan kreatifitas
bangsa Indonesia[3]
2.
Teori Kedatangan Islam Di
Indonesia
Secara garis
besar ada dua pendapat mengenai awal
mula Islam mauk ke Indonesia: 1. Pendapat lama adalah abad ke 13 Masehi
dikemukakan oleh sarjana lama antara lain N. H krom dan Van Den Berg. Kemudian
ternyata mendapat sanggahan dan bantahan. 2. Pendapat baru adalah abad 7-8 M.
para pendapat baru dikemukakan oleh Haji Agus Salim, M Zaenal Arifin Abbas, Sayyid
Alwi, H. M Zainuddin, Hamka, Djuned Parinduri,
T. W. Arnold.[4]
Kennet W. Morgan
menjelaskan bahwa berita yang dapat dipercaya tentang Islam di Indonesia
mula-mula sekali adalah dalam berita Marcopolo. Dalam perjalanannya kembali ke
Venezia pada tahun 692 (1292 M), Marcopolo setelah bekerja pada Kubilai Khan di
Tiongkok, singgah di Perlak, sebuah kota dipantai utara Sumatra. Menurut
Marcopolo, penduduk perlak pada waktu itu diIslamkan oleh pedagang yang da
sebut kaum Saracen. Marcopolo menanti angin yang baik selama lima bulan. Di
situ ia beserta rombongannya harus menyelamatkan diri dari serangan orang orang
biadab di daerah itu dengan mendirikan benteng yang dibuatnya dari
pancang-pancang. Kota Samara menurut pemberian Marcopolo dan tempat yang tidak
jauh dari situ, yang dia sebut Basma yang kemudian dikenal dengan nama sanudera
dan Pasai, dua buah kota yang dipisahkan oleh sungai Pasai yang tidak jauh
letaknya di sebelah utara Perlak.[5]
Terdapat sumber-sumber dari dalam negri yang menerangkan berkembangnya
pengaruh Islam di Indonesia. Yakni Penemuan sebuah batu di Leran (Gresik). Batu
bersurat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagian tulisannya telah
rusak. Batu itu memuat tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama
Fatimah Binti Maimun (1028). Kedua, Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera
Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 H atau tahun 1297 M. Ketiga,
makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419 M.[6]
a. Teori Arab
Yaitu datangnya
Islam ke melayu secara langsung dari Arab, karena muslim wilayah Melayu
berpegang pada madzhab Syafi’I yang lahir di semenanjung tanah arab, teori ini
disokong oleh Sir John Crawford.[7]
b. Teori India
Pada tahun 173 H,sebuah kapal layar dengan pimpinan “Makhada Khalifah” dari teluk
Kambay Gujarat berlabuh di bandar Perlak dengan membawa kira-kira 100 orang
anggota dakwah yang terdiri atas orang Arab, Persia, Hindia. Gujarat melakukan
hubungan dagang langsung dengan malaka Teori ini lahir selepas tahun 1883 M.
Dibawa oleh C. Snouch Hurgronye. Pendukung teori ini, diantaranya adalah Dr.
Gonda, Van Ronkel, Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize.[8]
c. Teori Cina
Islam datang ke wilayah Nusantara dari Cina.
Teori ini dikemukakan oleh Emanuel Godinho de Eradie, seorang sacientist
Spanyol. Berdasarkan berita Cina pada penguasa T’ang abad 9-10 orang-orang
Ta-Shih pada masa itu diduga masyarakat muslim telah ada baik di Kanfu,
(Kanton) maupun didaerah Sumatra sendiri.
Gambar 1.1
Jalur perdagangan Indonesia[9]
3.
Cara Islamisasi Di Indonesia
Kedatangan Islam dan penyebarannya di kepulauan Indonesia adalah dengan
cara damai melalui beberapa cara. Menurut Uka Tjandrasasmita ada enam cara.
Yaitu saluran dagang, perkawinan, ajaran tasawuf, pendidikan, kesenian, dan
politik. [10]
a. Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan
lalu lintas perdagangan pada abad ke 7 hingga ke 16 M. membuat
pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia, India)turut ambil bagian dalam
perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara, dan Timur Benua Asia.
Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para
raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan. Di beberpa tempat
penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai bupati-bupati majapahit yang
ditempatkan di pesisir utara jawa banyak yang masuk Islam, bukan hanya karena
faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi terutama karena faktor
hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang muslim. Dalam perkembangan
selanjutnya, mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di
tempat-tempat tinggalnya.
b. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang
lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama
putri-putri bangsawan tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu.
Sebelum kawin mereka diIslamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai
keturunan-keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung,
daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim. Jalur perkawinan ini lebih
menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak bangsawan atau
anak raja dan anak adipati, karena raja, adipati atau bangsawan itu kemudian
turut mempercepat proses Islamisasi.[11]
c. Saluran Tasawuf
PERADABAN ISLAM DI INDONESIA
A. SEBELUM KEMERDEKAAN
Islam masuk ke Indonesia
pada abad pertama hijriyah atau abad ke tujuh sampai abad ke
delapanmasehi. Ini mungkin didasarkan kepada penemuan batu nisan seorang
wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun dileran dekat Surabaya
bertahun 475 H atau 1082 M. Sedang menurut laporan seorang musafir
Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalanannya
ke negeri Cina pada tahun 1345 M. Agama islam yang bermahzab Syafi’I
telah mantap disana selama se abad, oleh karena itu berdasarkan bukti
ini abad ke XIII di anggap sebagai awal masuknya agama islam ke
Indonesia.
Daerah yang pertama-pertama dikunjungi ialah :
- Pesisir Utara pulau Sumatera, yaitu di peureulak Aceh Timur, kemudian meluas sampai bisa mendirikan kerajaan islam pertama di Samudera Pasai, Aceh Utara.
- Pesisir Utara pulau Jawa kemudian meluas ke Maluku yang selama beberapa abad menjadi pusat kerajaan Hindu yaitu kerajaan Maja Pahit.
Pada permulaan abad ke XVII dengan masuk islamnya penguasa kerajaan Mataram, yaitu: Sultan Agung maka kemenangan agama islam hampir meliputi sebagai besar wilayah Indonesia.
Sejak pertengahan abad ke XIX, agama islam di Indonesia secara bertahap mulai meninggalkan sifat-sifatnya yang Singkretik (mistik). Setelah banyak orang Indonesia
yang mengadakan hubungan dengan Mekkah dengan cara menunaikan ibadah
haji, dan sebagiannya ada yang bermukim bertahun-tahun lamanya.
Ada tiga tahapan “masa” yang dilalui atau pergerakan sebelum kemerdekaan, yakni :
1. Pada Masa Kesultanan
Daerah
yang sedikit sekali disentuh oleh kebudayaan Hindu-Budha adalah daerah
Aceh, Minangkabau di Sumatera Barat dan Banten di Jawa. Agama islam
secara mendalam mempengaruhi kehidupan agama, social dan politik
penganut-penganutnya sehingga di daerah-daerah tersebut agama islam itu
telah menunjukkan dalam bentuk yang lebih murni. Dikerajaan tersebut
agama islam tertanam kuat sampai Indonesia merdeka. Salah satu buktinya yaiut banyaknya nama-nama islam dan peninggalan-peninggalan yang bernilai keIslaman.
Dikerjaan
Banjar dengan masuk islamnya raja banjar. Perkembangan islam
selanjutnya tidak begitu sulit, raja menunjukkan fasilitas dan kemudahan
lainnya yang hasilnya membawa kepada kehidupan masyarakat Banjar yang
benar-benar bersendikan islam. Secara konkrit kehidupan keagamaan di
kerajaan Banjar ini diwujudkan dengan adanya Mufti dan Qadhi atas jasa
Muhammad Arsyad Al-Banjari yang ahli dalam bidang Fiqih dan Tasawuf.
Islam
di Jawa, pada masa pertumbuhannya diwarnai kebudayaan jawa, ia banyak
memberikan kelonggaran pada sistem kepercayaan yang dianut agama
Hindu-Budha. Hal ini memberikan kemudahan dalam islamisasi atau paling
tidak mengurangi kesulitan-kesulitan. Para wali terutama Wali Songo
sangatlah berjasa dalam pengembangan agama islam di pulau Jawa.
Menurut
buku Babad Diponegoro yang dikutip Ruslan Abdulgani dikabarkan bahwa
Prabu Kertawijaya penguasa terakhir kerajaan Mojo Pahit, setelah
mendengar penjelasan Sunan Ampel dan sunan Giri, maksud agam islam dan
agama Budha itu sama, hanya cara beribadahnya yang berbeda. Oleh karena
itu ia tidak melarang rakyatnya untuk memeluk agama baru itu (agama
islam), asalkan dilakukan dengan kesadaran, keyakinan, dan tanpa paksaan
atau pun kekerasan.
2. Pada Masa Penjajahan
Dengan datangnya pedagang-pedagang barat ke Indonesia yang berbeda watak dengan pedagang-pedagang Arab, Persia, dan India
yang beragama islam, kaum pedagang barat yang beragama Kristen
melakukan misinya dengan kekerasan terutama dagang teknologi
persenjataan mereka yang lebih ungggul daripada persenjataan Indonesia.
Tujuan mereka adalah untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan islam di
sepanjang pesisir kepulauan nusantara. Pada mulanya mereka datang ke Indonesia untuk menjalin hubungan dagang, karena Indonesia kaya dengan rempah-rempah, kemudian mereka ingin memonopoli perdagangan tersebut.
Waktu
itu kolonial belum berani mencampuri masalah islam, karena mereka belum
mengetahui ajaran islam dan bahasa Arab, juga belum mengetahui sistem
social islam. Pada tahun 1808 pemerintah Belanda mengeluarkan instruksi
kepada para bupati agar urusan agama tidak diganggu, dan pemuka-pemuka
agama dibiarkan untuk memutuskan perkara-perkara dibidang perkawinan dan
kewarisan.
Tahun
1820 dibuatlah Statsblaad untuk mempertegaskan instruksi ini. Dan pada
tahun 1867 campur tangan mereka lebih tampak lagi, dengan adanya
instruksi kepada bupati dan wedana, untuk mengawasi ulama-ulama agar
tidak melakukan apapun yang bertentangan dengan peraturan Gubernur
Jendral. Lalu pada tahun 1882, mereka mengatur lembaga peradilan agama
yang dibatasi hanya menangani perkara-perkara perkawinan, kewarisan,
perwalian, dan perwakafan.
Apalagi
setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi penasehat
urusan Pribumi dan Arab, pemerintahan Belanda lebih berani membuat
kebijaksanaan mengenai masalah islam di Indonesia, karena Snouck
mempunyai pengalaman dalam penelitian lapangan di negeri Arab, Jawa, dan
Aceh. Lalu ia mengemukakan gagasannya yang dikenal dengan politik
islamnya. Dengan politik itu, ia membagi masalah islam dalam tiga
kategori :
- Bidang agama murni atau ibadah
Pemerintahan
kolonial memberikan kemerdekaan kepada umat islam untuk melaksanakan
agamanya sepanjang tidak mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda.
- Bidang sosial kemasyarakatan
Hukum islam baru bisa diberlakukan apabila tidak bertentangan dengan adapt kebiasaan.
- Bidang politik
Orang
islam dilarang membahas hukum islam, baik Al-Qur’an maupun Sunnah yang
menerangkan tentang politik kenegaraan dan ketata negaraan.
3. Pada Masa Kemerdekaan
Terdapat
asumsi yang senantiasa melekat dalam setiap penelitian sejarah bahwa
masa kini sebagian dibentuk oleh masa lalu dan sebagian masa depan
dibentuk hari ini. Demikian pula halnya dengan kenyataan umat islam Indonesia pada masa kini, tentu sangat dipengaruhi masa lalunya.
Islam di Indonesia telah diakui sebagai kekuatan cultural, tetapi islam dicegah untuk merumuskan bangsa Indonesia
menurut versi islam. Sebagai kekuatan moral dan budaya, islam diakui
keberadaannya, tetapi tidak pada kekuatan politik secara riil (nyata) di
negeri ini.
Seperti
halnya pada masa penjajahan Belanda, sesuai dengan pendapat Snouck
Hurgronye, islam sebagai kekuatan ibadah (sholat) atau soal haji perlu
diberi kebebasan, namun sebagai kekuatan politik perlu dibatasi.
Perkembangan selanjutnya pada masa Orde Lama, islam telah diberi tempat
tertentu dalam konfigurasi (bentuk/wujud) yang paradoks, terutama dalam
dunia politik. Sedangkan pada masa Orde Baru, tampaknya islam diakui
hanya sebatas sebagai landasan moral bagi pembangunan bangsa dan negara.
B. SESUDAH KEMERDEKAAN
1. Pra Kemerdekaan
Ajaran
islam pada hakikatnya terlalu dinamis untuk dapat dijinakkan begitu
saja. Berdasarkan pengalaman melawan penjajah yang tak mungkin dihadapi
dengan perlawanan fisik, tetapi harus melalui pemikiran-pemikiran dan
kekuatan organanisasi. Seperti :
- Budi Utomo (1908) - Taman Siswa (1922)
- Sarikat Islam (1911) - Nahdhatul Ulama (1926)
- Muhammadiyah (1912) - Partai Nasional Indonesia (1927)
- Partai Komunis Indonesia (1914)
Menurut Deliar Noer, selain yang tersebut diatas masih ada organisasi islam lainnya yang berdiri pada masa itu, diantaranya:
- Jamiat Khair (1905)
- Persyarikatan Ulama ( 1911)
- Persatuan Islam (1920)
- Partai Arab Indonesia (1934)
Jaga iman dan sempurnakan
Setiap Muslim berkewajiban untuk menjaga
keimanannya dan ketaqwaannya kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar mata
hati, akal sehat, dan perasaannya tetap berada diliputi oleh cahaya
kebenaran dari Allah SWT, sehingga terhindar dari mengikuti
langkah-langkah setan.
Mengenai hal ini Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wassalam senantiasa mengajarkan umatnya untuk berupaya
semaksimal mungkin menyempurnakan imannya setiap saat, dimana dan kapan
pun juga. Oleh karena itu tidak semestinya seorang Muslim
memprioritaskan hal lain selain sempurnanya iman dalam jiwa dan raga
secara terus-menerus sepanjang hidup.
Menjaga iman apalagi menyempurnakannya
bukanlah perkara mudah namun juga tidak berarti tidak bisa diupayakan.
Hanya ada satu syarat seorang Muslim bisa menyempurnakan iman dengan
sebaik-baiknya, yaitu menjadi Muslim secara kaffah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” … (QS.2 Al-Baqarah : 208)
Muslim kaffah ialah Muslim yang
senantiasa mengikuti Rasulullah dalam segala hal dalam kehidupannya. Hal
itu tergambar dalam beberapa ayat Al-Qur’an.
Satu di antaranya adalah;
‘Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” … (QS.3 Ali Imran : 31)
Hal inilah yang mendorong Umar bin
Khaththab selalu gelisah dengan kondisi rakyatnya. Oleh karena itu dia
mengharamkan kemewahan bagi diri dan keluarganya. Selain itu Umar
merelakan seluruh hidupnya demi kebahagiaan seluruh rakyatnya yang
menjadi amanah tertinggi baginya sebagai seorang pemimpin.
Kerusuhan, kericuhan, dan kesemrawutan
yang terjadi hari ini boleh jadi dikarenakan sudah sangat banyak orang
yang meninggalkan ajaran Islam. Dalam hal apapun; memimpin, berdagang,
belajar, bekerja, hidup dll.
|
Kesempurnaan Iman
Dunia ini akan tetap aman dan tentram
manakala semua elemen masyarakat, bangsa dan negara mampu memperagakan
nilai-nilai Islam secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang Muslim yang baik (imannya) adalah
Muslim yang benar-benar mengikuti risalah Rasulullah. Di antaranya
adalah senantiasa berkata baik atau diam, menghormati tetangga, dan
memuliakan tamu.
Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda,
”Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.”
(HR. Bukhori – Muslim)
Satu contoh kecil. Sekarang tidak jarang
orang terjebak oleh suasana hati yang kurang bersih, sehingga banyak
juga di antara umat Islam yang perkataannya sering melukai perasaan
saudara sesama Muslim.
Belum lagi akhlaq dan amalan-amalan mulia
Islam yang banyak ditinggalkan. Menerima tamu, menghormati tetangga,
bekerja, mengurus keluarga (termasuk suami/istri dan anak), mendidik
yang benar, yang kesemuanya menuju satu kesempurnaan iman.
Contoh lain. Tak sedikit gadis-gadis
Islam tergila-gila pria hanya karena ia ganteng dan cakep. Bukan karena
agamanya. Akibatnya, setelah setahun dua tahun menikah, ujungnya tak
lain perceraian belaka.
Tak sedikit orangtua depresi di hari tua,
karena anak-anak yang mereka lahirkan dan diidam-idamkan, akhirnya
tidak memiliki kecintaan dan rasa sayang padanya. Di kala anaknya sudah
sukses dan makmur, mereka jarang datang menjenguknya, kecuali hanya
kiriman uangnya tiap bulan.
“Di saat saya sakit dan menderita, mengjengukpun tidak pernah. Ia hanya mengirimkan uang saja.”
Sesungguhnya tak ada yang salah. Ketika
orangtua mengajarkan dan mendidik anak-anak mereka dengan sentuhan
finansial semata, di kala besar, pendekatan mereka juga finansial dan
uang.
Mungkin jika ditanya, anak-anak itu bisa
berkata. “Dulu semua dihitung dengan uang. Kini, ketika saya sukses,
telah aku kembalikan uangnya secara perlahan-lahan.”
Banyak orangtua salah mendidik anaknya.
Padahal, aset berharga sebagai bekal hidup di dunia fana adalah amal
jariyah dan anak yang sholeh.
Langganan:
Postingan (Atom)